Bagaimana jika tidak ada lagi orang yang mau menunggumu? Karena kamu tidak pernah tepat waktu. Sampai kapan kamu berharap orang lain akan selalu bisa memahami keterlambatanmu? Sampai kapan kamu berpikir bahwa orang lain selalu bisa menerima ketidaktepatanmu?
Sadarkah, bahwa kamu yang meninggalkan mereka. Karena kamu tidak pernah menghargai waktu yang mereka miliki. Karena kamu telah menyia-nyiakan kepercayaan yang telah ia berikan. Karena kamu telah menahan mereka untuk maju. Hanya demi menunggumu, yang tidak pernah mereka bisa pastikan. Kapan datangnya. – Kurniawan Gunadi
Sungguh aku tak bisa membantahnya bahwa aku pernah menyia-nyiakan waktu dalam hidupku. Aku tidak punya maksud meninggalkan siapapun, apalagi menahan langkah siapa pun untuk maju. Juga tak ingin mengecewakan kepercayaan itu. Penyesalan dan permohonan maaf atas ketidaktepatwaktuan ini. Jadi silahkan saja jika hendak pergi meninggalkanku, tak usah menungguku (lagi) karena aku kan berhenti berharap…
Aku selalu yakin bahwa akan ada yang kutemui untuk melanjutkan perjalananku yang pernah terlambat ini. Walau tak mungkin kembalikan waktu atau keadaan, setidaknya aku pernah mengalami pelajaran dari pengalaman hidupku sendiri bukan dari sekedar dari membaca novel atau buku cerita kisah nyata.
Terima kasih, syukur kehadirat Allah, bahwa aku masih diberi kesempatan untuk melanjutkan perjalananku yang pernah “terlambat” menurut beberapa pihak. Menurutku inilah saat yang tepat. suatu skenario dan timeline yang begitu runtut dan begitu apik tersusun frame demi frame, adegan demi adegan. Takmungkin aku bantah semua kesalahan yang pernah terjadi, masih ada kesempatan untuk selalu memperbaiki diri. InsyaAllah.