Entah kenapa seringkali diri ini diberi kesempatan untuk memberi bantuan kepada orang lain, baik di kenal maupun yang tidak dikenal. Tidak dikenal kok bisa ngasih bantuan???? mungkin saja, misal menyingkirkan gangguan di jalan (batu/pohon), kan tidak kenal dengan yang nanti bakal lewat selanjutnya. Padahal ada lho perintahnya, yang merintahin ga nanggung-nanggung. Langsung ALLAH melalui firman-Nya di Quran Surat Al Maun.
Kurang lebih di surat itu mengingatkan kepada manusia (yang seringnya lupa), seperti apa ciri orang yang mendustakan agama dan celaka bagi orang yang sholat, namun melalaikan sholatnya.
Satu-satu deh, dari ciri orang yang mendustakan agama.
Apa sih cirinya: pertama menghardik anak yatim, seringkali dengan dalih kita takmampu memberi apapun lantas menghardiknya, padahal di ayat berikutnya terdapat penjelasan, ya kalo kita tidak mampu ya yang sopan lah. Kalo ada pertanyaan, kenapa harus saya sih, kan saya perlu dibantu juga kaya mereka?? Jawabannya adalah dengan mendorong atau mengajak orang lain untuk memberi makan orang miskin. Kalo diri ini merasatak mampu maka anjurkan/ ajaklah orang lain. Jadi kalo boleh disimpulkan, kalo kita mampu ya bantulah, kalo tidak anjurkanlah orang lain, jangan menghardik anak yatim.
Berikutnya mengenai orang yang celaka meski sudah sholat, karena melalaikan sholatnya. Ini saya masih termasuk, yang suka menunda-nunda mengerjakan sholat. Kemudian yang sholat namun berbuat riya ingin dipuji orang lain. Lalu yang terakhir yang enggan membayar zakat atau memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Jadi masih enggan buat memberikan bantuan???
Terjemah surat Al Maun.
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
4. Maka celakalah orang yang sholat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya (927),
6. yang berbuat ria (928)
7. dan enggan (memberikan) bantuan. (929)
(927) : orang yang tidak menghargai serta melalaikan pelaksanaan waktu-waktu sholat.
(928) : ria adalah melakukan perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, melainkan untuk mencari pujian atau kemasyuran di masyarakat.
(929) : sebagian mufasir mengartikan dengan “enggan membayar zakat”.
Semoga bisa jadi pengingat buat penulis khususnya dan pembaca umumnya.