RSS

Arsip Bulanan: April 2015

Alternatif Transportasi ke Institut Teknologi Bandung (Kampus Ganesha)

Berikut beberapa alternatif transportasi menuju Institut Teknologi Bandung (Kampus Ganesha), Jalan Ganesha 10, Bandung :

Dari Terminal Bis Leuwipanjang
Naik bis Damri jurusan Leuwipanjang-Dago, turun di Jl. Ir. H. Djuanda (depan Rumah Sakit Santo Boromeus). Jalan kaki 250 meter ke gerbang depan ITB.
Taksi via Jl. Otto Iskandar Dinata 8,2 km ±21 menit.
Dari Bandara Husein
Naik angkot jurusan Sadang Serang-Caringin (warna biru) ke arah Sadang Serang, turun di gerbang depan ITB.
Taksi via Jl. Layang Pasupati 5 km ±12 menit.
Travel Terdekat
Naik Baraya Travel, DayTrans, Cititrans, Bimo Trans, dan Cipaganti, turun di pool Jl. Dipati ukur. Setelah itu naik angkot jurusan Dago-Kalapa turun di Jl. Ir. H. Djuanda (depan Rumah Sakit Santo Boromeus). Lalu menyebrang ke jalan Ganesha kemudian jalan kaki 250 m ke gerbang depan ITB.
Dari Stasiun Bandung
Naik angkot jurusan jurusan Cisitu-Tegalega (warna ungu) ke arah Cisitu, turun di depan Kebun Binatang. Lalu menyebrang ke jalan Ganesha kemudian jalan kaki 150 meter ke gerbang depan ITB.
Taksi via Jl. Pajajaran 4,2 km ±10 menit.
Dari Stasiun Kiaracondong
Naik angkot jurusan Riung Bandung-Dago ke arah Dago, turun di Jl. Ir. H. Djuanda (simpang Dago). Lalu naik angkot Sadang Serang-Caringin (warna biru) ke arah Caringin, turun di depan Kebun Binatang. Lalu menyebrang ke jalan Ganesha kemudian jalan kaki 150 meter ke gerbang depan ITB.
Taksi via Jl. W.R Supratman 6,8 km ±16 menit.

Iklan
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 14 April 2015 inci Uncategorized

 

Maaf Jika Aku Pernah Terlambat

Bagaimana jika tidak ada lagi orang yang mau menunggumu? Karena kamu tidak pernah tepat waktu. Sampai kapan kamu berharap orang lain akan selalu bisa memahami keterlambatanmu? Sampai kapan kamu berpikir bahwa orang lain selalu bisa menerima ketidaktepatanmu?

Sadarkah, bahwa kamu yang meninggalkan mereka. Karena kamu tidak pernah menghargai waktu yang mereka miliki. Karena kamu telah menyia-nyiakan kepercayaan yang telah ia berikan. Karena kamu telah menahan mereka untuk maju. Hanya demi menunggumu, yang tidak pernah mereka bisa pastikan. Kapan datangnya. – Kurniawan Gunadi

Sungguh aku tak bisa membantahnya bahwa aku pernah menyia-nyiakan waktu dalam hidupku. Aku tidak punya maksud meninggalkan siapapun, apalagi menahan langkah siapa pun untuk maju. Juga tak ingin mengecewakan kepercayaan itu. Penyesalan dan permohonan maaf  atas ketidaktepatwaktuan ini. Jadi silahkan saja jika hendak pergi meninggalkanku, tak usah menungguku (lagi) karena aku kan berhenti berharap…

Aku selalu yakin bahwa akan ada yang kutemui untuk melanjutkan perjalananku yang pernah terlambat ini. Walau tak mungkin kembalikan waktu atau keadaan, setidaknya aku pernah mengalami pelajaran dari pengalaman hidupku sendiri bukan dari sekedar dari membaca novel atau buku cerita kisah nyata.

Terima kasih, syukur kehadirat Allah, bahwa aku masih diberi kesempatan untuk melanjutkan perjalananku yang pernah “terlambat” menurut beberapa pihak. Menurutku inilah saat yang tepat. suatu skenario dan timeline yang begitu runtut dan begitu apik tersusun frame demi frame, adegan demi adegan. Takmungkin aku bantah semua kesalahan yang pernah terjadi, masih ada kesempatan untuk selalu memperbaiki diri. InsyaAllah.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 10 April 2015 inci Uncategorized

 

Komitmen, Konsisten dan Tekun

Tiga kata yang punya makna masing-masing.
Menurut KBBI :
komitmen/ko·mit·men/ n perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak: perkumpulan mahasiswa seharusnya mempunyai — thd perjuangan reformasi;
konsisten/kon·sis·ten/ /konsistén/ a 1 tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya — dng ucapan;
tekun/te·kun/ a rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh: ia belajar dng –;

Komitmen terhadap sesuatu yang dilakukan memang tidaklah mudah. Butuh konsistensi dan tekun dalam pelaksanaannya. Lantas bagaimana dengan komitmen terhadap diri sendiri. Suatu perjanjuan (keterikatan), kontrak terhadap diri sendiri? akankah bakal dilanggar, notabene diri sendirilah yang menjalankan dan menjadi pengawasnya. Seperti itu pula dengan mewujudkan impian. Takbisa dipungkiri bahwa dalam mewujudkan impian pasti akan ada kendala atau hambatan. Namun dengan konsisten dan tekun, dua sifat tersebut akan membuat kita menjadi taat asas, ajek, rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh dalam mewujudkan impian.
Penulis memang belum bisa membuat kontrak sendiri dengan diri sendiri. Lebih banyak hanya berupa draf rencana yang takjarang dilanggar. Semuanya harus tetap dimulai. Dimulai dengan memaafkan diri sendiri atas kegagalan pencapaian masa lalu, dan kemudian memulai menyusun komitmen masa depan dan dilaksanakan dengan konsisten dan tekun. InsyaAllah bisa.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 9 April 2015 inci Uncategorized